rss

Selasa, 16 Februari 2010

TEKNOLOGI INDONESIA BISA MENJADI TUAN RUMAH DI NEGERI SENDIRI

Liputan Khusus Edisi Februari 2010

Perkembangan teknologi di Indonesia akhir-akhir ini mengalami peningkatan yang sangat signifikan dibandingkan periode-periode sebelumnya. Meski belum bisa dikatakan memuaskan namun setidaknya peningkatan itu sudah sangat menggembirakan. Bila hasil dari penelitian yang dijadikan tolok ukur, peningkatan itu bisa dilihat dari hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh lembaga penelitian milik Negara misalnya LIPI dengan Radar ISRA, Lapan dengan Rencana Roket SLV, Indurtri Strategis milik Negara misalnya Pindad dengan Panser Anoa, PTDI dengan CN 235 MPA, dan lembaga penelitian swasta lainnya misalnya Dr Warsito purwo taruno dengan teknologi Tomografinya dan masih banyak yang lainnya.

Ketika Hasil Riset Dalam negeri yang mengalami peningkatan signifikan akan terlihat aneh dan rancu kalau kita melihat pasar Indonesia di dominasi oleh produk-produk luar negeri atau produk asing yang dirakit di dalam negeri. Ketika hal itu terjadi kita harus sadar dan sependapat bahwa ada yang salah dengan produk riset dalam negeri dan pengelolaan hasil riset tersebut. Sebuah Hasil Penelitian akan dianggap bagus dan berguna bila hasil penelitian tersebut berguna atau dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Jika tidak penelitian tersebut dapat dikatakan tidak efektif dan bisa dianggap pemborosan karena notabene sebuah penelitian membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan hal tersebut terjadi antara lain :
  1. Hasil Riset tidak diketahui oleh pelaku pasar sehingga tidak ada yang memasarkan.
  2. Hasil Riset tidak diterima oleh pasar dalam hal ini dimungkinkan karena teknologinya ketingalan jaman (tidak Uptodate), atau tidak dibutuhkan pasar.
  3. Dibutuhkan dana yang besar untuk penelitian dengan teknologi tinggi yang dibutuhkan pasar saat ini.


Dari Siklus di atas bisa dilihat bahwa antara konsumen dan peneliti itu sangat berhubungan. Seorang peneliti harus melihat kebutuhan konsumen untuk melakukan riset dan konsumen juga harus tahu apa yang telah dihasilkan oleh para peneliti sehingga ada keterkaitan atau simbiosis mutualisme antara keduanya.

Harus diakui banyak peneliti di Indonesia yang masih belum sadar pada hal tersebut. Banyak dari mereka yang sudah merasa bangga dan cukup atas hasil penelitiannya sekedar untuk menyelesaikan thesis ataupun lomba karya ilmiah saja. Padahal seperti sebelumnya “Sebuah Hasil Penelitian akan dianggap bagus dan berguna bila hasil penelitian tersebut berguna atau dapat dimanfaatkan oleh masyarakat”.

Karena kekurang sadaran itulah banyak hasil penelitian dari peneliti-peneliti Indonesia yang tidak dipatenkan, ketinggalan jaman atau malah hal-hal yang tidak dibutuhkan oleh pasar.

Untuk memperbaiki hal-hal tersebut harus ada perbaikan dan sinergi tiap stake holder dalam hal ini Pemerintah, Konsumen, Peneliti, dan pelaku usaha.
  1. Pemerintah dalam hal ini adalah bagian yang memegang peran yang paling besar karena pemerintah adalah sebagai pembuat kebijakan yang melalui departemen-departemen yang ada yang mengatur semua regulasi yang meliputi Depatemen Peridustrian, Perdagangan, Riset dan teknologi, dan lainnya. Dalam hal ini Pemerintah bukan diminta untuk melakukan proteksi karena hal itu sudah tidak relevan lagi. Namun pemerintah diminta lebih dalam hal menjembatani komunikasi antara Konsumen, Peneliti, dan para pelaku pasar. Serta memberikan bantuan-bantuan masalah dana penelitian. 
  2. Ada yang aneh yang terjadi pada masyarakat Indonesia sendiri yaitu, mereka lebih senang menggunakan produk-produk asing daripada produk dalam negeri. Namun kenyataan itu memang tidak bisa dihindari karena ptoduk dalam negeri sendiri masih sangat terbatas terutama produk-produk yang menggunakan teknologi tinggi. Serta masih dibutuhkan waktu untuk produk local membuktikan produk mereka ke konsumen.
  3. Meningkatkan kesadaran para peneliti untuk menciptakan hal-hal yang dibutuhkan pasar.
  4. Bagi para pelaku bisnis sebaiknya lebihmemberi kesempatan pada para peneliti local daripada membeli hasil penelitian dari luar negeri. Karena sebenarnya hasil peneliti-peneliti local tidak kalah dengan hasil peneliti luar negeri.
Dengan perbaikan dalam segala hal tersebut diharapkan dalam waktu tidak lama kita akan melihat pasar Indonesia akan didominasi oleh produk-produk dalam negeri seperti halnya Jepang Korea dan Cina..

Peneliti Indonesia Yang Go Internasional
  1. BJ. Habibi (Ahli Pesawat Terbang)
  2. Warsito Purwo Taruno (Ahli Tomografi)
  3. Liem Tiang Gwan (Ahli Radar)
  4. Many More….


Bagikan

0 comments:


Posting Komentar

SAHABAT@1NDOTECH

1NDOTECH BLOG LIST

alexa