Kamis 31 Desember 2009
Kebutuhan bahan bakar minyak merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari dan akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya populasi penduduk, berkembangnya industri baru dan teknologi otomotif., untuk itu perlu ditemukan bahan bakar alternatif baru, mengingat kebutuhannya terus meningkat. Salah satu alternatifnya dengan mengembangkan sumber energi yang berasal dari nabati yaitu biodiesel yang berasal dari limbah minyak penggorengan (jelantah). Untuk lebih jelasnya Safriadi dari perekayasa BPPT, menyampaikan dalam program radio Kementerian Negara Riset dan Teknologi, IPTEK VOICE yang disiarkan oleh Bahana 101.8 FM, Kamis 31 Desember 2009 pada pukul 08.00-08.45.
Kebutuhan bahan bakar minyak merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari dan akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya populasi penduduk, berkembangnya industri baru dan teknologi otomotif., untuk itu perlu ditemukan bahan bakar alternatif baru, mengingat kebutuhannya terus meningkat. Salah satu alternatifnya dengan mengembangkan sumber energi yang berasal dari nabati yaitu biodiesel yang berasal dari limbah minyak penggorengan (jelantah). Untuk lebih jelasnya Safriadi dari perekayasa BPPT, menyampaikan dalam program radio Kementerian Negara Riset dan Teknologi, IPTEK VOICE yang disiarkan oleh Bahana 101.8 FM, Kamis 31 Desember 2009 pada pukul 08.00-08.45.
Safriadi menjelaskan BPPT sejak thn 2004 sudah subtitusi bahan bakar minyak tanah, karena pada saat itu BBM meningkat ,harga minyak bumi meningkat ,maka kami mencoba membuat kompor berbahan bakar nabati, pada saat itu kami lebih cenderung memakai minyak bakar jelantah sebab pasokan gas elpiji terkadang tersendat, minyak tanah semakin langkah dan harganya melambung, minyak jarak yang selam ini dipromosikan pemerintah belum hadir di tengah masyarakat. Pada saat ini penggunaan jelantah sebagai bahan bakar berdampak positif karena minyak jelantah bisa mencemari lingkungan dan jika dipakai berulang 3 hingga 4 kali akan memicu penyakit kanker maka seharusnya dibuang, karena limbah ini mengandung asam lemak bebes/jenuh (ALB) sangat tinggi dan dapat menyebabkan kolesterol, hipertensi, kanker dan penyumbatan peredaran darah bagi penggunanya, karena jenis formulasi ini tidak larut dalam air dan dapat mencemari lingkungan bila dibuang kedalam air dan tanah.
Limbah minyak goreng (weste of vegetable oil) memiliki potensi sebagai alternatif energi bahan bakar nabati yang ramah lingkungan dan mampu menuturkan 100% emisi gas buangan Sulfur dan CO2 serta CO sampai dengan 50%, dan membuat biodiesel dari limbah penggorengan ini mampu mengurangi pencemaran air, tanah, dan udara. Sehingga mendukung program pemerintah tentang pemanfaatan bahan bakar nabati sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan, sesuai Inpres No.1 tahun 2006. Kompor berbahan bakar minyak jelantah ini memiliki keseimbangan karbon diokasida netral sehingga tidak berisioko meledak, meski pembakaran tidak terkendali api kadang-kadang membesar dan tidak akan meledak minyak jelantah akan meledak atau terbakar jika suhunya mencapai 300 derajat celcius keatas baru terbakar, kami mengharapkan ini bisa dimanfaatkan untuk masyarakat, teknologi ini bukan baru, BPPT hanya memodifikasi saja tempat pembakaran saja, agar minyak jelantahnya ini yang kekentalan tinggi bisa terbakar dengan baik jelas Safriadi.
Semua crew iptek voice mengucapkan terimakasih kepada narasumber iptek voice dan semua pihak yang terkait atas terselenggaranya program iptek voice tahun 2009 ini, sampai jumpa pada iptek voice tahun 2010. (rgp,ddh/adpdki)
Sumber (www.ristek.go.id)
0 comments:
Posting Komentar