BANDUNG - Persenjataan canggih tidak lagi didominasi negara-negara Barat. Sebab, Indonesia sudah bisa menciptakan robot senjata otomatis. Robot ini dibuat M Yazid Al Qahar, 20, mahasiswa Universitas Komputer Indonesia (Unikom), jurusan Teknik Informatika.
Berkat hasil karyanya, dia meraih juara I pada ajang Robogames di Amerika Serikat, April 2011. "Waktu itu saya buat untuk bisa menembak target yang diam. Sekarang saya buat pengembangannya karena robot senjata otomatis ini bisa menembak target bergerak," kata Yazid di Unikom, Jalan Dipatiukur, Kota Bandung, kemarin.
Robot senjata otomatis ini dibuat karena keinginannya mempermudah operasional tentara sehingga mengurangi jatuhnya korban saat terjadi kontak senjata, baik dalam perang maupun penyergapan teroris. "Umumnya senjata dikendalikan manusia, kalau yang ini komputerisasi, secara otomatis mendeteksi target, mengarahkan, dan menembak otomatis. Tidak ada sentuhan tangan manusia secara langsung. Kalau programnya sudah jalan ketika pertama kali menembak, dia (senjata) otomatis akan menembak target seterusnya," ujarnya.
Cara kerja robot yang pertama kali dibuatnya itu sama seperti senjata biasa, namun pada senjata ciptaan terbarunya ini ditambah beberapa komponen seperti kamera (webcam) di bagian depan mulut senjata dan laser di bagian atas. Karena beroperasi otomatis, maka semuanya disambungkan ke komputer, termasuk pelatuk. Untuk bisa menembak target bergerak, senjata disimpan di tempat yang dibuat seperti meja, lalu di bagian bawahnya dibuat seperti roda kecil sehingga bisa bergerak ke kanan dan kiri.
"Saya menggunakan sistem pengindraan teknik pengolahan citra, bagaimana robot dapat melihat seperti mata manusia. Gambar yang diambil kamera akan diolah, setelah didapatkan target, laser akan menyala dan sistem mengarahkan senjata ke target. Setelah dirasa tepat, baru ditembak," jelas Yazid.
(Sumber)
Dia mengakui akurasi senjata yang dibuatnya selama empat bulan itu cukup tinggi yaitu 90 persen. Dengan jarak tembak 2-3 m, 20 target bisa ditembak dalam sepuluh detik. Jadi, satu target hanya membutuhkan waktu setengah detik. Meski bisa menggunakan senjata sungguhan, saat ini Yazid masih menggunakan senjata yang biasa digunakan untuk airsoft gun. Sementara itu, untuk meningkatkan kemampuan tembak, hanya perlu mengganti peralatan seperti penggunaan kamera dan software khusus.
"Selanjutnya saya ingin membuat senjata ini bisa bergerak sendiri, tidak hanya diam. Nanti akan dikembangkan sehingga bisa bedakan lawan dan kawan. Saat ini baru bisa membedakan benda bulat itu musuh, bentuk lain bukan," katanya.
Selain jadi alat pertahanan negara, penemuan yang menelan biaya kurang dari Rp10 juta ini juga bisa jadi antirudal, sehingga kalau ada rudal yang masuk akan dihancurkan. Dengan berbagai keunggulan tersebut, Yazid berhasil meraih juara I dengan perolehan medali emas pada ajang INAICTA 2012. (masita ulfah/koran si) (rfa)
(//rhs)
0 comments:
Posting Komentar