JAKARTA - Ide Ardhy Purwo Nugroho dan Muhammad Umar Safari, mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) serta Muhammad Umar, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (UA) ini cukup baik dan aplikatif.
Mereka membuat alat yang dinamai Bioetanol Heater dalam upaya menanggulangi langkanya bahan bakar fosil.
Ide pembuatan Bioetanol Heater ini dilatarbelakangi dengan pemilihan bioetanol sebagai alternatif bahan bakar ramah lingkungan.
Menurut Ardhy, titik nyala bioetanol jauh lebih besar dibandingkan bensin sehingga penggunaannya pun disarankan dicampur dengan bensin.
Umar mengimbuh, fakta itu mendorong mereka membuat alat untuk memanaskan Bioetanol sehingga lebih mudah mencapai titik nyala sempurna. "Dengan suhu yang ditingkatkan, bioetanol akan lebih mudah mencapai titik nyalanya, ketika masuk mesin dan terkena percikan api maka dengan mudah bioetanol terbakar," ujar Umar seperti dikutip dari laman Unair, Selasa (12/2/2013).
Bioetanol Heater ini cukup sederhana, berwujud seperti tabung termos kecil dengan diameter 6 cm dan tinggi 10 cm. Di dalam tabung ini, ada elemen untuk memanaskan bioetanol dan pipa spiral tembaga untuk mengalirkan bioetanol hasil pemanasan tersebut ke karburator mesin.
Inovasi ketiganya berhasil keluar sebagai juara I di ajang National Innovation Contest (NIC) 2013 yang dihelat oleh Institut Teknologi Bandung pada awal Januari lalu. Mereka berhasil mendapatkan nilai terbaik pada poin penilaian level inovasi, fungsi dan kegunaan, efisiensi biaya dan manufacturability.
Ke depan, Ardhy dkk berencana untuk mengembangkan alat pemanas bioetanol itu. "Nantinya kami akan coba memanfaatkan panas knalpot sebagai pemanas, jadi tidak usah mengambil daya dari aki," tutur Ardhy. (Ahmad Rifky/Okezone)(//rfa)
0 comments:
Posting Komentar