rss

Rabu, 26 Desember 2012

Zelundo, Sulapan Lumpur Lapindo

Lumpur Lapindo mampu dijadikan sebagai zeolit sintetis. Hal itulah yang dilakukan oleh Ilham Azmy dan Andhi Pradana dari Jurusan Teknik Material dan Metalurgi. Zeolit Sintetis Lumpur Lapindo itu pulalah yang mengantarkan mereka meraih juara pertama pada Indonesia Youth Festival of Science di Universitas Hasanudin Makasar. 

Kampus ITS, ITS Online - Kisah dari lumpur lapindo terus menuai perpanjangan. Kondisinya saat ini pun masih belum optimal dalam penanganannya. Akan tetapi, hal itu menjadi sebuah peluang yang dimanfaatkan oleh dua mahasiswa dari Jurusan Teknik Material dan Metalurgi. Lumpur itu disulap menjadi sebuah zeolit yang dinamakan Zelundo (Zeolit Sintetis Lumpur Lapindo). Zelundo ini merupakan produk yang ''gagal'' menyabet juara pada saat dilombakan di ITS Expo 2011. Meski begitu, tidak membuat putus asa untuk terus menghasilkan penelitian yang terbaik. 


Zelundo adalah katalis Fluid Catalytic Cracking (FCC) untuk mengolah crude oil (minyak bumi) menjadi minyak siap pakai seperti bensin dan solar. Kegunaannya untuk memecah fraksi-fraksi dari minyak tersebut. Saat ini penggunaan zeolit yang banyak digunakan adalah zeolit alami. Akan tetapi,zeolit alami persediaan yang ada sangat terbatas. Sehingga memerlukan suatu alternatif seperti dengan adanya zelundo tersebut yang akan mengisi stok zeolit alami yang ada. Apalagi dengan kondisi Negeri yang kaya akan sumber daya alam, masih mengandalkan negara luar. Dalam artian, Pertamina sebagai perusahaan minyak negara masih mengimpor zeolit tersebut. ''Inilah tujuan kami membuat zelundo,'' ungkap Andhi Pradana. 

 

Untuk menghasilkan suatu zelundo tidak dengan melalui proses yang mudah. Ada tahapan-tahapan yang harus diselesaikan. Dasarnya, lumpur tersebut diberikan perlakuan secara kimia dan fisis. Zeolit alami mengandung silika dan alumina. Keduanya memiliki perbandingan hampir mendekati dua. Sedangkan zeolit sintetis setelah dilakukan pengujian memiliki nilai yang mendekati dengan nilai alaminya. 

''Dari sanalah potensi penggunaan lumpur lapindo sebagai zeolit sangat besar,'' tegas Ilham Azmy. Zelundo merupakan lumpur yang diambil secara selektif. Umumnya mengambil lumpur yang sudah kering. Biasanya berada di daerah pinggir luapan lumpur. Hal itu dikarenakan kadar air dalam lumpur tersebut sangat sedikit. Sehingga lebih murah dalam proses oven dan lebih cepat pengeringannya. Setelah itu lumpur digiling dan dihaluskan dengan peralatan Los Angeles Abrasion. 

Lumpur yang sudah dikeringkan kemudian diayak hingga ukurannya mencapai 200 mesh. Kemudian dilakukan tahap pemanasan dalam furnace selama empat jam. Barulah masuk aktivasi kimia untuk menghilangkan unsur-unsur yang tidak diperlukan. Setelah selesai, masuk ke tahap netralisasi, dan proses pencetakan. Pencetakan dilakukan dengan menggunakan alat Pelletizer sehingga berukuran silinder kecil. Melalui Zelundo inilah, mereka mengangkat beberapa aspek kehidupan. Seperti aspek kegunaan, lingkungan, ekonomi, dan teknologi. ''Besar harapan kami, ada industri yang tertarik untuk mengembangkan penelitian ini,'' pungkas Andhi dan Ilham menutup pembicaraan. (qly/fz) 

(Sumber)
Bagikan

0 comments:


Posting Komentar

SAHABAT@1NDOTECH

1NDOTECH BLOG LIST

alexa