rss

Selasa, 21 Februari 2012

Dirgantara Combat Helicopter “GANDIWA”

Atas kehormatan undangan dari Menejemen Komunikasi PT Dirgantara Indonesia (Persero) di Bandung kepada penulis untuk hadir dalam beberapa konferensi persnya beberapa waktu yang lalu, alhamdulillah ada beberapa cuplikan yang dapat penulis tuangkan disini.

Posting ini antara lain tentang Dirgantara Combat Helicopter “Gandiwa”.
Sebuah sarana alat pertahanan keamanan berupa karya dari anak bangsa yang tergolong canggih. Bagi penulis ini sangat menarik dan perlu memberikan apresiasi, dan semoga bermanfaat bagi inspirasi pemerhati. Memang, cinta kepada bangsa dan tanah air dapat dilakukan dengan berbagai cara, karya teknologi umpamanya. Atas dedikasi tsb, publik mempunyai kepentingan mengetahui bagaimana akuntabilitasnya.

Dirgantara Combat Helicopter GANDIWA merupakan helikopter militer dengan peran utama sebagai pesawat/helikopter tempur, dengan kemampuan menyergap target di darat, seperti musuh infanteri dan kendaraan lapis baja. Dikarenakan helikopter ini dilengkapi dengan persenjataan berat, kadang disebut juga sebagai gunship helicopter. Karena helikopter ini juga dapat dipakai untuk melakukan penyerangan, maka biasa disebut juga sebagai helikopter serang (attackt helicopter).

Senjata yang digunakan pada helikopter tempur ini dapat mencakup autocannons, machine-guns, roket, dan peluru kendali seperti Hellfire. Selain itu helikopter ini juga mampu membawa rudal udara ke udara, meskipun sebagian besar untuk tujuan pertahanan diri.

Secara umum, Dirgantara Combat Helicopter memiliki dua tugas utama : Pertama, untuk memberikan dukungan udara secara langsung dan tepat bagi pasukan darat. Dan kedua, sebagai anti-tank, dimana tugasnya adalah menghancurkan kendaraan lapis baja miilik musuh.

Design Development

Helikopter tempur GANDIWA adalah helikopter dengan konfigurasi 2 orang crew (1 orang pilot dan 1 orang co-pilot/gunner) dengan posisi tandem. Helikopter ini memiliki dua buah engine dan satu buah dengan empat bilah composite bearingless rotor utama (main rotor) dan satu buah rotor ekor (tail rotor). Helikopter ini dilengkapi juga dengan wing pylon untuk mensupport persenjataan yang dibawanya.

Dirgantara Combat Helicopter GANDIWA dikembangkan dengan memakai base helicopter Bell412. Modifikasi utama dilakukan dengan merubah konfigurasi dari konfigurasi side-by-side, menjadi konfigurasi tandem. Selain itu dilakukan desain support untuk senjata-senjata yang akan dibawa.

Main rotor, tail rotor, engine dan juga gearbox diusahakan tidak dilakukan perubahan besar dari basis helikopter. Avionik dan sistem diubah dan disesuaikan dengan kebutuhan utama dari helikopter ini. Glass cockpit avionic system akan dipakai untuk memudahkan pilot dalam menjalankan misinya. Penambahan sistem senjata dan firing control juga menjadi hal utama yang dilakukan di dalam pengembangan helikopter ini.

Berat dan distribusi berat diusahakan tidak berubah banyak dari basis helikopter. Penumpang dan payload yang biasa dibawa oleh basis helikopter, diganti menjadi senjata dan amunisi pada helikopter tempur GANDIWA.

Sekilas Tentang “Gandiwa”

Nama GANDIWA diambil dari nama senjata milik Arjuna yang didapat dari Dewa Baruna. Senjata panah sakti ini dilengkapi dengan tabung yang berisi panah yang tak terhingga jumlahnya.

Spesifikasi Teknis

Karakteristik umum

Crew: 2 (pilot, and co-pilot/gunner)
Length: 58.17 ft (17.73 m) (with both rotors turning)
Rotor diameter: 48 ft 0 in (14.63 m)
Height: 12.7 ft (3.87 m)
Disc area: 1,809.5 ft² (168.11 m²)
Empty weight: 11,387 lb (5,165 kg)
Loaded weight: 17,650 lb (8,000 kg)
Max takeoff weight: 23,000 lb (10,433 kg)
Powerplant: 2 × General Electric T700-GE-701 and later upgraded to T700-GE-701C (1990–present) & T700-GE-701D (AH-64D block III) turboshafts, -701: 1,690 shp, -701C: 1,890 shp, -701D: 2,000 shp (-701: 1,260 kW, -701C: 1,490 kW, -701D: 1,490 kW) each
Fuselage length: 49 ft 5 in (15.06 m)
Rotor systems: 4 blade main rotor, 4 blade tail rotor in non-orthogonal alignment
Performansi

Never exceed speed: 197 knots (227 mph, 365 km/h)
Maximum speed: 158 knots (182 mph, 293 km/h)
Cruise speed: 143 knots (165 mph, 265 km/h)
Range: 257 nmi (295 mi, 476 km) with Longbow radar mast
Combat radius: 260 nmi (300 mi, 480 km)
Ferry range: 1,024 nmi (1,180 mi, 1,900 km)
Service ceiling: 21,000 ft (6,400 m) minimum loaded
Rate of climb: 2,500 ft/min (12.7 m/s)
Disc loading: 9.80 lb/ft² (47.9 kg/m²)
Power/mass: 0.18 hp/lb (0.31 kW/kg)
Persenjataan



Guns: 1× 30 × 113 mm (1.18 × 4.45 in) M230 Chain Gun with 1,200 rounds
Hardpoints: Four pylon stations on the stub wings. Longbows also have a station on each wingtip for an AIM-92 ATAS twin missile pack.
Rockets: Hydra 70 70 mm, and CRV7 70 mm air-to-ground rockets
Missiles: Typically AGM-114 Hellfire variants; AIM-92 Stinger may also be carried.
(Iqbal1. Ref. Materi Pameran Alpahan, Cilangkap, Januari 2012)

(Sumber)
Bagikan

0 comments:


Posting Komentar

SAHABAT@1NDOTECH

1NDOTECH BLOG LIST

alexa