JAKARTA – Siapa sangka labu parang yang biasa digunakan untuk membuat kolak atau sebagai hiasan bagi tradisi Halloween, ternyata dapat digunakan sebagai obat diabetes mellitus tipe dua?
Muhammad Rijki, mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menemukan kandungan senyawa saponin dan flavanoid yang terdapat dalam tumbuhan bernama latin Cucurbita moschata L ini dapat menurunkan kadar glukosa darah dan memperbaiki sel beta pankreas untuk menghasilkan insulin kembali.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rijki, kandungan saponin secara signifikan dapat menurunkan glukosa darah meskipun percobaan ini baru dilakukan terhadap tikus. Semakin tinggi dosis saponin akan secara signifikan menurunkan kadar glukosa.
Menurut pemuda asal Sukabumi ini, untuk mengobati penyakit diabetes pada manusia, dibutuhkan 400-800 gram labu parang yang telah diekstrasi untuk dikonsumsi tiap hari. Namun, untuk lebih mudah, dia menyarankan agar mengkonsumsi labu parang dalam bentuk jus. “Saponin larut dalam air. Jika dimasak, maka kadar saponin akan berkurang,” katanya seperti dikutip dari situs UGM, Senin (11/7/2011).
Anak kelima dari delapan bersaudara ini mengaku mendapat insiprasi untuk memanfaatkan labu parang ketika sedang berlibur di kampung halamannya, Desa Caringin, Sukabumi, Jawa Barat. Di sana banyak petani yang membudidayakan labu parang sehingga dia tertarik untuk mencari khasiat lain dari labu parang.
“Tapi, sekarang di desa saya sudah jarang yang menanam labu parang. Semoga dengan temuan ini produksi labu parang semakin bertambah,” ujar mahasiswa semester delapan ini.
Berkat penemuannya tersebut, Rijki memperoleh penghargaan Alltech Young Scientist Award dari PT Alltech Biotechnology Indonesia.
(rhs)
(Sumber)
0 comments:
Posting Komentar