M Fatah Wiyatna (Foto: dok. Unpad) |
JAKARTA - Sebuah komplek perumahan di daerah Sumedang memanfaatkan sampah sebagai sumber energi mereka.
Perumahan Griya Taman Lestari, Kecamatan Gudang Tanjung Sari, Sumedang, merupakan perumahan pertama di Indonesia yang memiliki instalasi pengolahan sampah organik menjadi energi. Adalah salah seorang dosen Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Padjadjaran (Unpad) M Fatah Wiyatna yang menginisiasi pembangunan instalasi tersebut.
Instalasi itu merupakan pengembangan Biomethagreen, terobosan Fatah dalam bidang biogas. Biasanya, biogas dihasilkan dari limbah kotoran ternak, namun pria kelahiran Subang, 23 Oktober 1969 ini membuat biogas dari sampah perkotaan.
Awalnya, pada 2008 Fatah prihatin atas kondisi sampah di perumahannya. Bau menyengat selalu mengganggu. Terlebih sejak 2005, Kota Bandung memiliki masalah besar dengan sampah. "Saya berpikir apakah ada solusi untuk mengatasi hal ini. Setidaknya berawal dari lingkungan rumah saya sendiri,” kata Fatah seperti dikutip dari situs Unpad, Sabtu (5/3/2011).
Meski mengundang keraguan banyak pihak, Fatah membuktikan, biogas dapat dibuat dari limbah sampah organik. Dia pun melakukan percobaan di rumahnya dengan membuat instalasi yang biasa digunakan untuk fermentasi kotoran peternakan.
“Instalasi ini tertutup di belakang rumah. Karena kalau ada yang aneh-aneh biasanya akan mengundang pertanyaan warga setempat,” ujar ayah dari tiga orang anak itu.
Ketika memulai percobaan, Fatah harus merogoh kocek pribadinya hingga Rp15 juta. Kini, untuk memenuhi keperluan gas rumah tangga, alumnus Fapet Unpad tahun 1993 ini tidak lagi menggunakan gas elpiji, tapi menggunakan biogas yang dia hasilkan sendiri di rumahnya.
Inovasi pengampu mata kuliah Produksi Ternak Potong itu kemudian dilirik Yayasan Saung Kadeudeuh Bandung dan Yayasan Cinta Anak Pertiwi. Pada Agustus 2010 lalu, kedua yayasan, bersama-sama dengan PT PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten (DJBB) mengembangkan pengelolaan sampah perkotaan menjadi energi di kompleks-kompleks perumahan.
Selain kebanjiran permintaan menjadi pembicara tentang biogas dan energi terbarukan, Fatah kini sedang menjajaki kerja sama dengan PD Kebersihan Kota Bandung dan Institut Pendidikan Dalam Negeri (IPDN) dalam pengelolaan sampah ramah lingkungan tersebut.
“Saya bekerja sama dengan tim yang salah satu anggotanya adalah Direktur Marketing PT Biomethagreen Lingga Lestari, Edwin Berlian," kata Ketua Divisi Pengelolaan Lingkungan, Bidang Pengembangan Masyarakat Puslitbang Dinamika Pembangunan LPPM Unpad itu mengimbuhkan.
Pemegang gelar master dari Institut Pertanian Bogor (IPB) ini berharap, instalasi konsep Biomethagreen, yakni mengelola sampah menjadi energi terbarukan, tidak lantas hanya menjadi instalasi, yang ketika telah dipasang, kemudian diabaikan.
“Jangan sampai instalasi ini hanya jadi monumen. Ia harus terus berguna bagi masyarakat. Jika bangunan ini tidak dikelola dengan baik, maka ia hanya akan menjadi sampah." kata Fatah menegaskan. (rfa)(rhs)
(Sumber)
Meski mengundang keraguan banyak pihak, Fatah membuktikan, biogas dapat dibuat dari limbah sampah organik. Dia pun melakukan percobaan di rumahnya dengan membuat instalasi yang biasa digunakan untuk fermentasi kotoran peternakan.
“Instalasi ini tertutup di belakang rumah. Karena kalau ada yang aneh-aneh biasanya akan mengundang pertanyaan warga setempat,” ujar ayah dari tiga orang anak itu.
Ketika memulai percobaan, Fatah harus merogoh kocek pribadinya hingga Rp15 juta. Kini, untuk memenuhi keperluan gas rumah tangga, alumnus Fapet Unpad tahun 1993 ini tidak lagi menggunakan gas elpiji, tapi menggunakan biogas yang dia hasilkan sendiri di rumahnya.
Inovasi pengampu mata kuliah Produksi Ternak Potong itu kemudian dilirik Yayasan Saung Kadeudeuh Bandung dan Yayasan Cinta Anak Pertiwi. Pada Agustus 2010 lalu, kedua yayasan, bersama-sama dengan PT PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten (DJBB) mengembangkan pengelolaan sampah perkotaan menjadi energi di kompleks-kompleks perumahan.
Selain kebanjiran permintaan menjadi pembicara tentang biogas dan energi terbarukan, Fatah kini sedang menjajaki kerja sama dengan PD Kebersihan Kota Bandung dan Institut Pendidikan Dalam Negeri (IPDN) dalam pengelolaan sampah ramah lingkungan tersebut.
“Saya bekerja sama dengan tim yang salah satu anggotanya adalah Direktur Marketing PT Biomethagreen Lingga Lestari, Edwin Berlian," kata Ketua Divisi Pengelolaan Lingkungan, Bidang Pengembangan Masyarakat Puslitbang Dinamika Pembangunan LPPM Unpad itu mengimbuhkan.
Pemegang gelar master dari Institut Pertanian Bogor (IPB) ini berharap, instalasi konsep Biomethagreen, yakni mengelola sampah menjadi energi terbarukan, tidak lantas hanya menjadi instalasi, yang ketika telah dipasang, kemudian diabaikan.
“Jangan sampai instalasi ini hanya jadi monumen. Ia harus terus berguna bagi masyarakat. Jika bangunan ini tidak dikelola dengan baik, maka ia hanya akan menjadi sampah." kata Fatah menegaskan. (rfa)(rhs)
(Sumber)
0 comments:
Posting Komentar